Tafsir Surat al-Fatihah (1): Makna "Al-Rahman Al-Rahim" dalam Konteks Relasi Sosial Modern
Tafsir Surat al-Fatihah (1): Makna "Al-Rahman Al-Rahim" dalam Konteks Relasi Sosial Modern
{ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ (1) ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ (2) ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ (3) }
[Surat Al-Fatihah: 1-3]
Pada ayat pertama dan ketiga dari Surat al-Fatihah, Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Dzat "al-Rahman al-Rahim," dua nama yang menggambarkan sifat kasih sayang dan rahmat-Nya. Sebagaimana yang disampaikan al-Mawardi dan al-Baghawi, ada sekelompok ulama yang memahami kata “Al-Rahman” sebagai kasih sayang yang luas, meliputi seluruh makhluk tanpa terkecuali, baik kepada mereka yang beriman atau tidak, sementara al-Rahim lebih merujuk pada kasih sayang yang lebih khusus, yaitu bagi orang-orang yang beriman.
Dalam konteks modern, sifat-sifat Tuhan ini sebenarnya mengajarkan manusia bagaimana cara mereka membangun relasi sosial di dalam iklim yang semakin kompleks. Berikut uraiannya:
1. Al-Rahman: Kasih Sayang yang Universal
Di era globalisasi dan dunia yang saling terhubung, konsep kasih sayang yang universal menjadi relevan dalam merespons isu-isu sosial-kemanusiaan global seperti krisis pengungsi, kemiskinan, atau yang lain. Al-Rahman mengajarkan bahwa kasih sayang harus melampaui batas-batas suku, agama, atau kebangsaan. Seperti Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada semua makhluk tanpa pandang bulu, manusia modern seharusnya juga berusaha menerapkan sikap inklusif dan penuh empati terhadap sesama manusia tanpa diskriminasi, khususnya dalam isu sosial-kemanusiaan.
2. Al-Rahim: Kasih Sayang yang Khusus dalam Relasi Pribadi
Al-Rahim menunjukkan bahwa rahmat Allah juga memiliki dimensi yang intim dan personal. Ini mengingatkan kita tentang pentingnya membangun relasi yang mendalam dalam lingkungan yang lebih sempit, seperti lingkungan keluarga, persahabatan, dan komunitas. Dalam dunia yang semakin individualistis, di mana ikatan sosial sering kali menjadi dangkal, konsep al-Rahim dapat menjadi landasan bagi terciptanya hubungan yang lebih saling peduli dan mendukung secara emosional dan spiritual.
Sederhananya, menafsirkan "Al-Rahman Al-Rahim" dalam konteks relasi sosial modern membawa kita pada pemahaman bahwa kasih sayang ilahi seharusnya menjadi pondasi bagi setiap interaksi sosial. Sifat Allah yang penuh rahmat ini bisa menjadi inspirasi untuk menciptakan dunia yang lebih adil, damai, dan penuh empati, baik dalam skala global maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Posting Komentar